Kaum rebahan yang suka nulis

Rasa bahagia di masa pandemi seperti ini sepertinya semakin mahal harganya dan rasa membandingkan diri kita dengan orang lain membuat kita semakin terhanyut dalam jutaan rasa. Kita perlu mencintai lebi dalam jiwa kita sendiri, berdiri di atas kaki kita untuk menemukan rasa bahagia yang sesungguhnya yang sudah ada dalam diri kita. Sepertinya jiwa kita butuh banyak energi di masa pandemi naik dan turun membuat hati kita menjadi cemas, kuatir dan media sosial yang membom diri kita dengan banyak perbandingan hidup. Rasa dalam jiwa kita butuh mencari kebahagiaan yang sebenarnya rasa bahagia adalah suatu rasa sederhana yang sudah ada dalam diri kita, tapi apakah pernah kita menyadarinya?  kebahagiaan  yang sebenarnya adalah rasa bahagia menikmati apa yang kita punya bukan terus mengeluh apa yang kita tidak punya, bersyukur dengan segala kejadian hidup kita.

Dalam kehidupan ini sepertinya semua orang pasti pernah nemuin masalah, kita sebagai manusia yang punya banyak rasa.  Badai terus datang dan berlalu dalam diri tetapi jiwa kita bisa semakin kuat dengan siraman pikiran yang damai, tenang dan positif. Dalam menjalani up and down kehidupan, jiwa kita butuh suatu ketenangan batin agar dapat bertemu dengan rasa bahagia yang sesungguhnya. Hati yang tenang membuat jiwa menjadi lebih lega, bahagia. Terkadang lika dan liku masalah membuat pikiran kita sulit untuk merasa tenang sehingga kita butuh siraman cinta dari jiwa kita dari penghargaan cinta dari pikiran kita, menghargai setiap kejadian dalam hidup kita.